Disini saya akan bercerita pengalaman pertama kali mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Perpiharimurti di Piyungan (Padepokan).Pada hari Sabtu (22/12/2018) – Minggu (23/12/2018). Berangkat dari rumah pukul 04.50 WIB sampai di tempat pukul 05.50 WIB. Acara pertama pembukaan dilanjutkan lari sangat jauh,kemudian kami mulai ujian sebelumnya diberi penjelasan terlebih dahulu bagaimana kami mengikuti ujian tersebut.Ujian yang diberikan meliputi fisik,seni bela diri, dan soal-soal sejarah Perpiharimurti. Soal fisik meliputi push up,sit up,kelentukkan,keseimbangan,dll. Soal seni beladiri meliputi rangkaian gerak,sparing/tarung tanpa body,dll.Kalau soal sejarahnya meliputi perkembangan dari silat Perpiharimurti itu sendiri.
Setelah semua ujian dilewati, kami diberi waktu istrirahat,sholat,makan. Namun saya puasa hanya istirahat dan sholat saja. Bagi yang rumahnya dekat diperbolehkan untuk pulang.Pukul 03.30 WIB semua kumpul kembali.
Setelah itu dilanjut acara adat istiadat Perpiharimurti yaitu satu permen dijilat beberapa orang sebagai bentuk kebersamaan dan kekompakan. Kemudian acara wejangan dari para seniorPerpiharimurti. Semua mengikuti acara dan mendengarkan penuh kesungguhan. Selanjutnya jurit malam untuk mencari sabuk ,dengan cara dibagi berkelompok. Saya berkelompok dengan Rahmat,Hanif,Intan,Atsna. Kami kelompok pertama,sempat tersesat di hutan karena mugkin kami kurang teliti dengan arahan yang diberikan. Kami berlima bimbang antara masuk hutan dan mencari jalan lain.Terjadi percekcokan diantara kami,akhirnya mengambil jalan lain hingga tiba di pos pertama. Kami semua ditanya gerak jatuhan,lucunya Rahmat yang menjadi bahan percobaan dimana dia ditendang dan jatuh tersungkur ditanah.
"seseg sumpah,raiso nafas guys”katanya.Kami berempat hanya tertawa mendengarnya.
Selanjutnya kami lari ke pos kedua. Di pos kedua kami ditanya kenapa kalah cepat dengan regu kedua lalu kami menjawab karna tadi kesasar,tanpa basa-basi kami diperintahkan kembali untuk mencari sabuk kuning yang berada dalam hutan tidak boleh melewati plastik pembatas karena kalau melewatinya tidak akan menemukan sabuk tersebut.Kita harus mencari dengan satu lilin.Awalnya sulit,sampai akhirnya kami mulai menemukan sabuk milik saya sendiri, Hanif, dan Intan, sedangkan Rahmat dan Atsna belum menemukan sabuknya. Tiba-tiba hujan datang,kita berlima mencoba menutupi lilin agar tetap menyala sambil berusaha mencari sabuk. Rahmat dan Atsna sempat cemas karena sabuk mereka belum ditemukan,lalu saya menyadari Hanif menghilang,kami berteriak nama Hanif sampai akhirnya dia datang membawa dua sabuk kuning milik Atsna dan Rahmat.Huh leganya,kami semua disuruh memakainya kemudian kembali ke Padepokan.Sungguh parah salah satu anggota regu kami tidak membawa mantrol,saya harus merelakan berbagi mantrol dengannya.Sepanjang perjalanan pulang ke Padepokan ditemani hujan deras kami bercerita dan bersyukur karena masih diberi keselamatan. Regu kami yang pertama kembali ke Padepokan.Bingung ya?Karena regu kedua belum menemukan salah satu sabuk angotanya jadi mereka harus kembali mencari,sedangkan kita diizinkan kembali karena sudah menemukan semua sabuk milik anggota.Setelah sampai di Padepokan kami berganti pakaian dan istirahat tidur.Bagi wanita tidur di dalam dan laki- laki tidur di Mushola.
Subuh saya terbangun mengerjakan sholat subuh dan berganti pakaian silat kembali.Berhubung SMK Kesehatan Bantul ada acara milad dan semua warga sekolah wajib hadir maka saya dipulangkan terlebih dahulu dari yang lain.
Eitss...namun pulang tidak semudah itu,kami diberi sarapan pagi berupa sit up,push up,rol depan,lari,dll baru boleh pulang. Sedangkan yang lainnya yang bukan SMK Kesehatan Bantul masih mengikuti acara berikutnya. Nah begitulah pengalaman saya mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat(UKT) Perpiharimurti sungguh berat untuk menggapai sabuk. Hal ini benar-benar menyenangkan karena dengan kegiatan seperti ini dapat memupuk kebersamaan,kekompakan,keberanian pastinya menciptakan perilaku lebih baik. Sekian terimakasih semoga artikel ini bermanfaat ya...
Setelah semua ujian dilewati, kami diberi waktu istrirahat,sholat,makan. Namun saya puasa hanya istirahat dan sholat saja. Bagi yang rumahnya dekat diperbolehkan untuk pulang.Pukul 03.30 WIB semua kumpul kembali.
Setelah itu dilanjut acara adat istiadat Perpiharimurti yaitu satu permen dijilat beberapa orang sebagai bentuk kebersamaan dan kekompakan. Kemudian acara wejangan dari para seniorPerpiharimurti. Semua mengikuti acara dan mendengarkan penuh kesungguhan. Selanjutnya jurit malam untuk mencari sabuk ,dengan cara dibagi berkelompok. Saya berkelompok dengan Rahmat,Hanif,Intan,Atsna. Kami kelompok pertama,sempat tersesat di hutan karena mugkin kami kurang teliti dengan arahan yang diberikan. Kami berlima bimbang antara masuk hutan dan mencari jalan lain.Terjadi percekcokan diantara kami,akhirnya mengambil jalan lain hingga tiba di pos pertama. Kami semua ditanya gerak jatuhan,lucunya Rahmat yang menjadi bahan percobaan dimana dia ditendang dan jatuh tersungkur ditanah.
"seseg sumpah,raiso nafas guys”katanya.Kami berempat hanya tertawa mendengarnya.
Selanjutnya kami lari ke pos kedua. Di pos kedua kami ditanya kenapa kalah cepat dengan regu kedua lalu kami menjawab karna tadi kesasar,tanpa basa-basi kami diperintahkan kembali untuk mencari sabuk kuning yang berada dalam hutan tidak boleh melewati plastik pembatas karena kalau melewatinya tidak akan menemukan sabuk tersebut.Kita harus mencari dengan satu lilin.Awalnya sulit,sampai akhirnya kami mulai menemukan sabuk milik saya sendiri, Hanif, dan Intan, sedangkan Rahmat dan Atsna belum menemukan sabuknya. Tiba-tiba hujan datang,kita berlima mencoba menutupi lilin agar tetap menyala sambil berusaha mencari sabuk. Rahmat dan Atsna sempat cemas karena sabuk mereka belum ditemukan,lalu saya menyadari Hanif menghilang,kami berteriak nama Hanif sampai akhirnya dia datang membawa dua sabuk kuning milik Atsna dan Rahmat.Huh leganya,kami semua disuruh memakainya kemudian kembali ke Padepokan.Sungguh parah salah satu anggota regu kami tidak membawa mantrol,saya harus merelakan berbagi mantrol dengannya.Sepanjang perjalanan pulang ke Padepokan ditemani hujan deras kami bercerita dan bersyukur karena masih diberi keselamatan. Regu kami yang pertama kembali ke Padepokan.Bingung ya?Karena regu kedua belum menemukan salah satu sabuk angotanya jadi mereka harus kembali mencari,sedangkan kita diizinkan kembali karena sudah menemukan semua sabuk milik anggota.Setelah sampai di Padepokan kami berganti pakaian dan istirahat tidur.Bagi wanita tidur di dalam dan laki- laki tidur di Mushola.
Subuh saya terbangun mengerjakan sholat subuh dan berganti pakaian silat kembali.Berhubung SMK Kesehatan Bantul ada acara milad dan semua warga sekolah wajib hadir maka saya dipulangkan terlebih dahulu dari yang lain.
Eitss...namun pulang tidak semudah itu,kami diberi sarapan pagi berupa sit up,push up,rol depan,lari,dll baru boleh pulang. Sedangkan yang lainnya yang bukan SMK Kesehatan Bantul masih mengikuti acara berikutnya. Nah begitulah pengalaman saya mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat(UKT) Perpiharimurti sungguh berat untuk menggapai sabuk. Hal ini benar-benar menyenangkan karena dengan kegiatan seperti ini dapat memupuk kebersamaan,kekompakan,keberanian pastinya menciptakan perilaku lebih baik. Sekian terimakasih semoga artikel ini bermanfaat ya...
EmoticonEmoticon